Friday, February 10, 2012

Jadilah Pemuda yang Memilki Semangat Kewirausahaan


Ada tiga langkah yang dapat kita jadikan awal menuju kesuksesan, untuk memudahkan pemahaman, kita sebut saja ketiga langkah itu dengan sebutan Tri-Sukses. Tri Sukses secara garis besar dapat diuraikan dengan jelas sebagai berikut :

1,Memiliki Ilmu dan Kefahaman Agama yang Kuat.
2.Memiliki Akhlaqul Karimah yang Tinggi
3.Memiliki Kemandirian yang Tangguh

Pemuda Indonesia sangat diharapkan memiliki semangat tri-Sukses ini untuk mamajukan kehidupan berbangsa dan bernegara. Pada ringkasan yang lalu telah dijelaskan sekilas mengenai SDM yang Unggul Profesional Religius. Ringkasan ini memiliki kaitan dengan ringkasan yang lalu. Bahwa SDM Unggul yang Professional Religius pada dasarnya merupakan kombinasi dari nilai-nilai “Tri-Sukses” tersebut di atas.

Tri-Sukses yang ketika dipadu dengan 6 Thobiat Luhur (Jujur-amanah-Kerja keras-Hidup hemat-Rukun-kompak) dipastikan akan melahirkan generasi penerus atau SDM yang unggul,professional dan berjiwa religious.
Mengenai Tri-Sukses dan 6 Thobiat Luhur ini akan dijelaskan lebih rinci pada ringkasan selanjutnya. Pada Ringkasan ini akan dikhususkan pada pentingnya Jiwa dan Semangat Kewirausahaan.
Seorang wirausahawan (entrepreneur) memiliki cara berfikir yang berbeda dari umumnya manusia. Dia memiliki motivasi, panggilan jiwa(passion), persepsi, dan emosi yang sangat terkait dengan nilai-nilai, sikap, dan perilaku sebagai manusia unggul.

Perlu kita ketahui bahwa karakter kewirausahaan yang melekat pada diri seseorang merupakan hasil daya fikir atau hasil pembelajaran serta latihan-latihan yang dilakukan secara terus-menerus, sehingga menghasilkan kepekaan dan kemampuan melihat peluang. Pemahaman ini berguna untuk menghilangkan jebakan polemic yang selama ini membelenggu kita dengan pemahaman keliru, bahwa karakter wirausaha adalah bawaan lahir.
Paling tidak ada tiga hal yang perlu kita ketahui terkait dengan cara berfikir, yang akhirnya menjadi perilaku seorang wirausahawan.

Pertama,mengenai persepsinya terhadap dunia nyata. Seorang yang ingin menjadi wirausahawan sukses harus memiliki pandangan dan persepsi bahwa kehidupan dunia ini merupakan rangkaian ke arah kehidupan yang kekal abadi di akhirat nanti. Pemahaman ini berguna untuk menimbulkan daya dorong dalam diri untuk mengoptimalkan potensi diri, dan tidak meremehkan kehidupan dunia.

Kedua, Tentang peta kongnitifnya (congnitive maps), yang akan menuntun persepsinya melangkah ke perilaku kewirausahaan. Hal tersebut akan sangat dipengaruhi oleh keyakinan terhadap kemampuannya serta norma/nilai-nilai yang berlaku dalam suatu masyarakat, baik dalam dimensi waktu maupun tempat. Sebagai contoh masyarakat jaman dulu apalagi masyarakat yang tinggal di pedesaan memiliki pandangan bahwa menjadi pegawai, apalagi pegawai negeri itu lebih terhormat daripada menjadi wirausahawan. Kita bersyukur bahwa pandangan seperti itu saat ini sudah mulai berubah.

Ketiga, terkait dengan motivasi yang pada dasarnya merupakan mesin penggerak perilaku kewirausahaan. Sedangkan panggilan jiwa (passion) merupakan api yang membakar semangat kewirausahaan. Tanpa passion, tidak akan ada semangat dalam mengerjakan apapun.

Untuk itu apapun pekerjaan kita, pekerjaan apapun yang kita geluti, apakah pekerja,karyawan,ataupun pegawai, semuanya harus memiliki daya kerja (employability) yang mantap. Semuanya harus memiliki “daya wirausaha” yang tinggi, sebagai nilai tambah bagi sesama. Daya kerja maupun daya wirausaha, pada adasarnya merupakan implementasi dari jiwa dan semangat kewirausahaan.

Pengertian Kewirausahaan sangat luas, dan tidak harus terkait secara langsung dengan dunia bisnis. Selama aktivitasnya didasari oleh karakteristik unggul seperti : Percaya diri yang tinggi, berani ambil resiko, pleksibel, pekerja keras dan cerdas, kreatif, keinginan berprestasi (need for achievement), serta memiliki keyakinan dalam mengendalikan segala aktivitas, maka orang tersebut dapat dikatakan mempunyai jiwa dan semangat kewirausahaan.

Diantara mereka ada yang menjadi pegawai, baik pemerintah maupun swasta yang sering disebut Intrapreneur. Sebagian lagi bergerak di bidang social/pemberdayaan masyarakat dan disebut social entrepreneur.
Kemudian dalam perkembangannya, Wirausaha terbagi dalam tiga kategori:
  1. Wirausaha subsisten (subsistence entrepreneur), yaitu mereka yang berwirausaha hanya untuk mencukupi kebutuhan hidup diri dan keluarganya.
  2. Wirausaha potensial (potensial entrepreneur), yaitu wirausaha yang masih dapat dikembangkan pasarnya, dan
  3. Wirausaha yang memiliki pertumbuhan tinggi, (high growth entrepreneur), yaitu wirausaha yang dapat mengembangkan produk,pasar, dan teknologinya.
Sesungguhnya bagi suatu Negara akan maju apabila masyarakat-nya paling tidak ada 2% wirausaha jenis ketiga.
Mari kita perhatikan Kalimat bijak berikut ini:
“BERIKAN IKAN UNTUK MEREKA MAKAN SEHARI, BERIKAN KAIL UNTUK MEREKA MANCING SETIAP HARI, DAN BERIKAN IKLIM YANG KONDUSIF UNTUK MEREKA MANCING DAN MENDAPATKAN IKAN SELAMA HIDUPNYA.”

Untuk itu marilah kita cermati upaya berbagai pihak yang dikenal dengan sinergi “C_ABG” dalam penumbuhkembangkan wirausaha.

  • C, singkatan dari Community, merupakan peran masyarakat baik individu maupun kelompok dalam mengembangkan kewirausahaan.
  • A,singkatan dari Academician, merupakan peran dunia pendidikan, baik pendidikan dasar, menengah, maupun pendidikan tinggi dalam menanamkan budaya (nilai-nilai, sikap dan perilaku) kewirausahaan terhadap anak didiknya.
  • B,singkatan dari Bussines person, yaitu para pelaku bisnis dalam keikutsertaannya membangun kewirausahaan di negeri ini.
  • G,singkatan dari Government atau pemerintah.
Bila empat komponen ini (individu,Pendidikan,semangat dan dukungan pemerintah) telah menyatu maka kita telah dinyatakan mampu mengembangkan jiwa kewirausahaan, yang tujuan hakikinya adalah menciptakan lapangan kerja baru sehingga masalah pengangguran beserta dampaknya dapat teratasi. Sejalan dengan itu, maka kehidupan dan penghidupan seseorang akan lebih baik. Yang selanjutnya berdampak bagi keluarga, masyarakat, bangsa dan Negara, serta dunia internasional.
Semangat kewirausahaan ini dapat kita tumbuhkan dengan catatan segera kita mulai dari sekarang, mulai dari diri sendiri, mulai dari yang kecil-kecil, mulai dengan gagasan yang sederhana…untuk menuju ke dunia baru, dunia wirausaha.
Kita langkahkan kaki kita, pelan tapi pasti menuju harapan baru. Tanya kanan-kiri, datangi pameran, seminar, workshop, cari informasi dari program-program pemerintah, sekolah/perguruan tinggi, dan lain-lain.
Selanjutnya buka mata, buka telinga, yakinkan diri bahwa pintu kesuksesan telah terbuka dan saatnya kita memasuki dunia baru .
Continue Reading...

Tuesday, July 6, 2010

"Pesankan Saya Tempat di Neraka!"

Sebuah kisah dimusim panas yang menyengat. Seorang kolumnis majalah Al Manar mengisahkannya...

Musim panas merupakan ujian yang cukup berat. Terutama bagi muslimah, untuk tetap mempertahankan pakaian kesopanannnya. Gerah dan panas tak lantas menjadikannya menggadaikan akhlak. Berbeda dengan musim dingin, dengan menutup telinga dan leher kehangatan badan bisa dijaga. Jilbab bisa sebagai multi fungsi.

Dalam sebuah perjalanan yang cukup panjang, Cairo-Alexandria; di sebuah mikrobus. Ada seorang perempuan muda berpakaian kurang layak untuk dideskripsikan sebagai penutup aurat. Karena menantang kesopanan. Ia duduk diujung kursi dekat pintu keluar.

Tentu saja dengan cara pakaian seperti itu mengundang 'perhatian' kalau bisa dibahasakan sebagai keprihatinan sosial. Seorang bapak setengah baya yang kebetulan duduk disampingnya mengingatkan. Bahwa pakaian seperti itu bisa mengakibatkan sesuatu yang tak baik bagi dirinya. Disamping pakaian seperti itu juga melanggar aturan agama dan norma kesopanan.

Tahukah Anda apa respon perempuan muda tersebut?

Dengan ketersinggungan yang sangat ia mengekspresikan kemarahannya. Karena merasa privasinya terusik. Hak berpakaian menurutnya adalah hak prerogatif seseorang.

"Jika memang bapak mau, ini ponsel saya. Tolong pesankan saya, tempat di neraka Tuhan Anda!!"

Sebuah respon yang sangat frontal.

Dan sang bapak pun hanya beristighfar. Ia terus menggumamkan kalimat-kalimat Allah.

Detik-detik berikutnya suasana pun hening. Beberapa orang terlihat kelelahan dan terlelap dalam mimpinya. Tak terkecuali perempuan muda itu. Hingga sampailah perjalanan di penghujung tujuan. Di terminal akhir mikrobus Alexandria.

Kini semua penumpang bersiap-siap untuk turun. Tapi mereka terhalangi oleh perempuan muda tersebut yang masih terlihat tertidur. Ia berada didekat pintu keluar.

"Bangunkan saja!"

begitu kira-kira permintaan para penumpang.

Tahukah apa yang terjadi. Perempuan muda tersebut benar-benar tak bangun lagi. Ia menemui ajalnya. Dan seisi mikrobus tersebut terus beristighfar, menggumamkan kalimat Allah sebagaimana yang dilakukan bapak tua yang duduk disampingnya.

Sebuah akhir yang menakutkan. Mati dalam keadaan menantang Tuhan. Seandainya tiap orang mengetahui akhir hidupnya....

Seandainya tiap orang menyadari hidupnya bisa
berakhir setiap saat...

Seandainya tiap orang takut bertemu dengan
Tuhannya dalam keadaan yang buruk...

Seandainya tiap orang tahu bagaimana kemurkaan
Allah...

Sungguh Allah masih menyayangi kita yang masih
terus dibimbing-Nya.

Allah akan semakin mendekatkan orang-orang yang
dekat denganNYA semakin dekat.

Dan mereka yang terlena seharusnya segera
sadar...

mumpung kesempatan itu masih ada.
Continue Reading...

Sunday, April 11, 2010

Tausiyah Ketua MUI Jatim di Pondok Pesantren LDII Burengan Kediri


Senin, 15 Maret 2010, bertempat di Pondok Pesantren LDII “Wali Barokah” Burengan Kediri, Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) Jawa Timur, Bapak KH. Abdusshomad Buchori berkenan memberikan tausiyah (nasehat agama) kepada kader LDII. Tausiyah ini disampaikan dalam rangkaian acara Seminar bertema Gerakan Internet Sehat yang diselenggarakan oleh Dewan Pimpinan Daerah Lembaga Dakwah Islam Indonesia (DPD LDII) Propinsi Jawa Timur bekerjasama dengan Dinas Informasi dan Komunikasi Propinsi Jatim.

Turut menyampaikan makalah dalam seminar ini adalah Kepala Dinas Informasi dan Komunikasi (Infokom) Propinsi Jawa Timur, diwakili Bp. Ir Joko Purwanto M.T. dengan tema “TANTANGAN DALAM PENGEMBANGAN TIK (ICT) DI JAWA TIMUR & SOSIALISASI UNDANG-UNDANG NO 11 TAHUN 2008 TENTANG ITE. Sementara itu Ir. H. Chriswanto Santoso, M.Sc., ketua DPD LDII Propinsi Jawa Timur juga memberikan Makalah bertema “KODE ETIK DAKWAH DALAM DUNIA MAYA”.

Dalam tausiyahnya Bapak KH. Abdusshomad Buchori menyampaikan pandangannya bahwa:
1. Umat Islam mempunyai Predikat Khoiro Ummah dan berkewajiban serta tugas amar ma’ruf nahi munkar. (Q.S. 3 Ali Imron ayat 110)

كُنتُمْ خَيْرَ أُمَّةٍ أُخْرِجَتْ لِلنَّاسِ تَأْمُرُونَ بِالْمَعْرُوفِ وَتَنْهَوْنَ عَنِ الْمُنكَرِ وَتُؤْمِنُونَ بِاللّهِ وَلَوْ آمَنَ أَهْلُ الْكِتَابِ لَكَانَ خَيْرًا لَّهُم مِّنْهُمُ الْمُؤْمِنُونَ وَأَكْثَرُهُمُ الْفَاسِقُونَ 

“Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang ma’ruf, dan mencegah dari yang munkar, dan beriman kepada Allah. Sekiranya Ahli Kitab beriman, tentulah itu lebih baik bagi mereka; di antara mereka ada yang beriman dan kebanyakan mereka adalah orang-orang fasik”.

2. Umat Islam mempunyai tugas Dakwah dengan hikmah, mauizhah Hasanah dan wajaadilhum billatii hiya Ahsan (Q.S. 16 An Nahl ayat 125)

ادْعُ إِلِى سَبِيلِ رَبِّكَ بِالْحِكْمَةِ وَالْمَوْعِظَةِ الْحَسَنَةِ وَجَادِلْهُم بِالَّتِي هِيَ أَحْسَنُ إِنَّ رَبَّكَ هُوَ أَعْلَمُ بِمَن ضَلَّ عَن سَبِيلِهِ وَهُوَ أَعْلَمُ بِالْمُهْتَدِينَ 

“Serulah (manusia) kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantulah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk”.

3. Perintah dan peringatan Allah SWT kepada orang-orang yang beriman agar tetap dalam ketaqwaan serta memperhatikan dengan seksama segala kegiatan di masa lalu dan persiapan untuk hari esok. (Q.S. 59 Al-Hasr ayat 18)

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَلْتَنْظُرْ نَفْسٌ مَا قَدَّمَتْ لِغَدٍ وَاتَّقُوا اللَّهَ إِنَّ اللَّهَ خَبِيرٌ بِمَا تَعْمَلُونَ

“Hai orang-orang yang beriman, bertaqwalah kepada Allah dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat), dan bertaqwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan”.

4. Sabda Rasulullah Muhammad SAW agar setiap Muslim bersedia menyampaikan da’wah (tabligh) walaupun hanya satu ayat:

بلغوا عنَى ولو اية ~الحديث

Artinya: Sampaikan (apa-apa) yang dari saya (Rasulullah Muhammad SAW)

Foto-foto kegiatan:







sumber ;http://www.ldii-sidoarjo.org
Continue Reading...

Random Post

Memuat...