Wednesday, December 9, 2009

-Anda Pasti Bisa-

Pasar malam dibuka di sebuah kota. Seluruh penduduk menyambutnya dengan gembira. Ada berbagai macam permainan, stand, makanan dan sirkus. Tetapi kali ini yang paling istimewa adalah atraksi manusia kuat.
Setiap malam ratusan orang menonton pertunjukan manusia kuat. Ia bisa melengkungkan baja hanya dengan tangan telanjang. Ia bisa menghancurkan batu bata tebal dengan tinjunya. Ia mengalahkan semua pria di kota itu dalam lomba panco.
Untuk menutup pertunjukannya, ia memeras sebuah jeruk dengan genggamannya. Ia memeras terus hingga tetes terakhir air jeruk itu terperas. Kemudian ia menantang para penonton, "Barang siapa yang bisa memeras hingga keluar satu tetes saja air jeruk dari buah jeruk ini, akan kuberikan dia uang satu juta."
Kemudian naiklah seorang lelaki, atlit binaraga, ke atas panggung. Tangannya kekar, Ia memeras dan memeras... dan memeras... tapi tak setetespun air jeruk keluar. Sepertinya seluruh isi jeruk itu sudah terperas habis, Ia gagal. Beberapa pria kuat dari penjuru kota mencoba, tapi tak ada yang berhasil.
Manusia kuat itu tersenyum-senyum. Kemudian ia berkata, "Aku berikan satu kesempatan terakhir. Siapa yang mau mencoba?" Seorang wanita kurus setengah baya mengacungkan tangan dan meminta agar ia boleh mencoba. "Tentu saja boleh nyonya, mari naik ke panggung".
Manusia kuat itu membimbing wanita itu naik ke atas panggung. Beberapa orang tergelak-gelak mengolok-ngolok wanita itu. Wanita itu lalu mengambil jeruk dan menggenggamnya. Semakin banyak penonton yang menertawakannya. Lalu wanita itu mencoba memeras dengan penuh konsentrasi. Ia memeras... memeras.. memeras dan "ting!" setetes airjeruk muncul terperas dan jatuh membasahi lantai panggung. Para penonton terdiam terperangah. lalu cemoohan mereka segera berubah menjasi tepuk tangan riuh.
Manusia kuat lalu memeluk wanita kurus itu, katanya, "Nyonya, aku sudah melakukan pertunjukan semacam ini ratusan kali. Dan, ribuan orang pernah mencobanya agar bisa membawa pulang hadiah uang yang aku tawarkan, tapi mereka semua gagal. Hanya kau satu-satunya yang berhasil memenangkan hadiah itu. Boleh aku tahu, bagaimana kau bisa melakukan hal itu?".
"Begini," jawab wanita itu, "Jika suamimu sedang jatuh sakit keras dan tak bisa bekerja mencari nafkah, sedangkan kau memiliki delapan anak yang harus kau beri makan setiap harinya, lalu kau harus kuat mencari uang meski hanya serupiah-dua rupiah, maka hanya memeras jeruk untuk mendapatkan satu juta rupiah bukanlah hal yang sulit."
"Bila anda memiliki alasan yang cukup kuat, anda akan menentukan jalannya", demikian kata seorang bijak. Seringkali kita tak kuat melakukan sesuatu karena tak memiliki alasan yang cukup kuat.
Continue Reading...

-Maafkan Aku Tuhan-

Hari ini, di sebuah bus, aku melihat seorang gadis cantik dengan rambut pirang. Aku iri melihatnya. Dia tampak begitu ceria, dan kuharap aku pun sama. Tiba-tiba dia terhuyung-huyung berjalan. Dia mempunyai satu kaki saja, dan memakai tongkat kayu. Namun ketika dia lewat tersenyum.

Oh Tuhan, maafkan aku bila aku mengeluh, aku punya dua kaki, dunia ini milikku.

Aku berhenti untuk membeli bunga lili. Anak laki-laki penjualnya begitu mempesona. Aku berbicara padanya. Dia tampak begitu gembira. Seandainya aku terlambat, tidaklah apa-apa. Ketika aku pergi, dia berkata, “Terima kasih. Engkau sudah begitu baik, menyenangkan berbicara dengan orang sepertimu. Lihat saya buta.”

Oh Tuhan, maafkan aku bila aku mengeluh, aku punya dua mata, dunia ini milikku.

Lalu sementara aku berjalan. Aku melihat seorang anak dengan bola mata biru. Dia berdiri dan melihat teman-temannya bermain. Dia tahu apa yang bisa dilakukannya. Aku berhenti sejenak, lalu berkata, “Mengapa engkau tidak bermain dengan yang lain, nak ?” Dia memandang ke depan tanpa bersuara, lalu aku tahu dia tidak bisa mendengar.

Oh Tuhan, maafkan aku bila aku mengeluh, aku punya dua telinga, dunia ini milikku.

Dengan dua kaki untuk membawa aku ke mana aku mau.

Dengan dua mata untuk memandang mentari terbenam.

Dengan dua telinga untuk mendengar apa yang ingin kudengar.

Oh Tuhan, maafkan aku bila aku mengeluh, terima kasih Tuhan untuk apa yang sudah engkau berikan padaku.
Continue Reading...

-Penebang kayu-

Suatu ketika, hiduplah seorang penebang kayu muda. Dia tinggal bersama seorang istri yang baik. Setiap hari, penebang ini pergi ke hutan, dan menebang setiap pohon yang layak untuk dipotong, lalu menjual ke kota. Pada suatu pagi, si penebang berkata pada istrinya, "Bu, aku akan menebang 10 pohon hari ini. Aku merasa, aku masih kuat untuk itu semua" sang istri merasa senang. Ia pun lalu melepas kepergian suaminya ke hutan. Betul saja, di senja hari penebang itu kembali dengan membawa uang hasil penjualan 10 pohon.

Hal itu terus berlaku dari hari ke hari. Pagi-pagi sekali, penebang muda itu selalu bergegas pergi untuk menebang pohon. Namun lama kemudian, hasil di dapat dirasakan makin menurun. Minggu berikutnya. Sampai akhirnya si penebang muda ini Cuma mampu menebang 3 pohon.

"Ah, mengapa ini semua terjadi. Bukankah aku masih muda dan kuat?", keluh si Penebang, "untuk orang seusiaku, pasti akan ada lebih banyak pohon yang dapat ditebang." sang istri hanya mendendengarkan. "hmm,,atau apakah aku sudah mulai tua?", keluhnya lagi. Istri yang semula diam, mulai angkat bicara. "suamiku, engkau memang masih muda, dan ya, aku yakin, enkau bisa menebang lebih banyak lagi. " namun, engkau juga harus ingat, engkau harus mengasah kapak-kapakmu sebelum pergi bekerja. Sia-sialah semua tenagamu, kalau kau hanya punya kapak yang tumpul.

"Suamiku, kita tak dapat selalu berharap hasil tebangan yang banyak, kalau kita selalu lupa untuk mengasah kapak yang kita miliki."

Continue Reading...

-BunYi Uang Logam-

Kita orang desa, "Tahukah kamu sobat, suara uang logam yang jatuh itu tidak lebih keras daripada nyanyian jangkrik. Meski demikian, banyak orang kota mendengar dan menoleh ke arahnya. Di lain pihak, saya adalah satu-satunya orang yang mendengar suara jangkrik itu. Alasannya tentu bukan bahwa orang desa bisa mendengar lebih baik daripada orang kota. Tidak. Alasannya adalah bahwa kita selalu mendengar lebih baik hal-hal yang biasanya kita perhatikan."

Sering kali ketika kita dalam masalah, kita berteriak memohon pertolongan pada Tuhan, dan kita merasa Dia diam saja, sebabnya bukan karena Tuhan tidak menjawab, tapi karena kita lebih fokus pada diri kita sendiri dan permasalahannya daripada fokus pada Tuhan dan pertolongan-Nya.

Kita memasang telinga agar Tuhan menjawab sesuai dengan keinginan dan cara kita dan menolak suara Tuhan yang mengatakan bahwa Dia menyediakan jalan lain yang lebih baik!

Continue Reading...

-God Never Leave Us-

Ada sebuah suku pada bangsa Indian yang memiliki cara yang unik untuk mendewasakan anak laki-laki dari suku mereka. Jika seorang anak laki-laki tersebut akan di bawa pergi oleh seorang pria dewasa yang bukan sanak saudaranya, dengan mata tertutup.

Anak laki-laki tersebut di bawa jauh menuju hutan yang paling dalam. Ketika hari sudah menjadi sangat gelap, tutup mata anak tersebut akan dibuka, dan orang yang menghantarnya akan meninggalkannya sendirian. Ia akan dinyatakan lulus dan diterima sebagai pria dewasa dalam suku tersebut jika ia tidak berteriak atau menangis hingga malam berlalu. Malam begitu pekat, bahkan sang anak itu tidak dapat melihat telapak tangannya sendiri, begitu gelap dan ia begitu ketakutan. Hutan tersebut mengeluarkan suara-suara yang begitu menyeramkan, auman serigala, bunyi dahan bergemerisik, dan ia semakin ketakutan, tetapi ia harus diam, ia tidak boleh berteriak atau menangis, ia harus berusaha agar ia lulus dalam ujian tersebut.

Satu detik bagaikan berjam-jam, satu jam bagaikan bertahun-tahun, ia tidak dapat melelapkan matanya sedetikpun, keringat ketakutan mengucur deras dari tubuhnya. Cahaya pagi mulai tampak sedikit, ia begitu gembira, ia melihat sekelilingnya, dan kemudian ia menjadi begitu kaget, ketika ia mengetahui bahwa ayahnya berdiri tidak jauh di belakang dirinya, dengan posisi siap menembakkan anak panah, dengan golok terselip di pinggang, menjagai anaknya sepanjang malam, jikalau ada ular atau binatang buas itu mendekati anaknya. Sambil berdoa agar anaknya tidak berteriak atau menangis.

Dalam mengarungi kehidupan ini, sepertinya Tuhan "begitu kejam" melepaskan anak-anakNya ke dalam dunia yang jahat ini. Terkadang kita tidak dapat melihat penyertaanNya, namun satu hal yang pasti Ia akan setia, Ia mengasihi kita, dan Ia selalu berjaga-jaga bagi kita.

Continue Reading...

Random Post

Memuat...