Sunday, April 11, 2010

Keberanian Untuk Berubah

Share it Please
Perubahan yang terjadi demikian cepat memaksa orang maupun organisasi untuk berubah. Perubahan terjadi di berbagai bidang baik itu ekonomi, politik, teknologi maupun sosial. Setiap saat setiap waktu ada saja yang berubah. Perubahan itu sendiri mirip dengan arus deras yang mengalir. Jika diam maka akan hanyut terbawa arus. Harus terus bergerak agar tidak terbawa arus. Agar dapat terus sesuai dengan perubahan itu tadi maka diperlukan kemauan dan kemampuan bagi individu ataupun organisasi untuk berubah. Namun meskipun yang namanya perubahan itu begitu mudah untuk dikatakan tetapi relatif sulit untuk dilaksanakan.

Google sebagai search engine terbesar pada saat ini bisa saja terancam oleh Facebook. Meskipun Google telah berhasil mengalahkan Yahoo dan Microsoft di bidang mesin pencarian namun ancaman situs jejaring sosial semacam Facebook yang semakin membesar suatu saat bisa saja mengalahkan Google. Facebook baru saja merayakan keberhasilannya merekrut anggota hingga 200 juta orang. Siapa yang menyangka Facebook bisa berkembang sedemikian pesat. Kalau orang-orang Google tidak siap dengan perkembangan ini mungkin bisa saja Google akan mengalami nasib yang sama seperti Yahoo yang telah dikalahkannya.

Seringkali timbul pertanyaan untuk menghadapi perubahan itu sebenarnya apa sih yang diubah? Pada dasarnya ada tiga hal yang perlu diubah. Yang pertama adalah pola pikir. Bagaimana cara memandang persoalan. Terkait dengan isi di dalam kepala. Situasi yang berbeda membutuhkan cara pandang, cara berpikir yang berbeda. Tak bisa dipukul rata. Lain persoalan bisa jadi lain pola pikir yang diperlukan. Itu artinya perlu belajar hal-hal yang baru. Berpikir berbeda untuk hal yang baru.

Seperti kasus Google tadi, meskipun mungkin tidak semua tapi pasti ada diantara orang-orang di Google yang dihinggapi oleh rasa puas diri. Ada perasaan puas karena berhasil mengalahkan Yahoo dan Microsoft di mesin pencari. Sehingga akan timbul perasaan Google tak mungkin dikalahkan. Kalau di bidang mesin pencari mungkin benar tapi jika lewat situs jejaring sosial maka akan lain ceritanya. Karena ternyata trend orang mengakses internet pada saat ini adalah mengakses situs jejaring sosial seperti Facebook, Twitter, Friendster dan lain-lain. Lebih banyak waktu dihabiskan untuk membuka situs-situs pertemanan tersebut. Jika tidak ingin dikalahkan oleh Facebook maka Google harus siap-siap berpikir tidak hanya sebagai situs mesin pencari namun juga berpikir seperti situs jejaring sosial itu tadi.

Selanjutnya yang kedua yang perlu diubah adalah tindakan. Lain situasi, kondisi tentu membutuhkan tindakan yang berbeda. Tidak sama dengan sebelumnya. Tindakan yang berbeda terasa aneh pada awalnya. Sehingga bertindak untuk berubah itu menjadi berat. Kalau untuk perusahaan raksasa seperti Google sebenarnya bukanlah hal yang sulit. Apalagi dari pengalaman panjang mengalahkan para pesaingnya Google dapat saja melakukan suatu tindakan telak untuk menghantam situs jejaring sosial. Apalagi Google terkenal karena berbagai layanannya yang inovatif. Jika harus menambah satu lagi bidang inovasi yang mirip dengan situs jejaring sosial bukanlah hal yang mustahil bagi Google.

Perubahan terakhir yang perlu dilakukan adalah perubahan lingkungan. Meskipun cara pikir dan tindakan sudah tepat kalau lingkungan kurang sesuai maka hasilnya tidak bisa maksimal. Benih yang tumbuh di tempat yang kurang subur tentu berbeda hasilnya bila dibandingkan dengan benih yang tumbuh di tempat yang subur. Pada saat ini dunia sedang berada dalam krisis ekonomi. Lingkungan ekonomi dunia sebagai dasar bagi bisnis sedang dalam kondisi tidak subur bagi perkembangan bisnis. Namun itu bukan berarti bahwa tidak ada harapan. Tetap saja ada bidang-bidang yang dapat terus berkembang meskipun krisis sekalipun. Lingkungan yang subur dapat dicari bahkan diciptakan.

Pada dasarnya untuk berubah itu hanya perlu keberanian. Lalu timbul pertanyaan, jika memang hanya perlu keberanian mengapa tidak berani berubah? Hal pertama yang menyebabkan perubahan itu sulit terutama karena ada resiko,yaitu perubahan itu belum tentu menyebabkan keberhasilan, tak pasti. Bahkan bisa jadi gagal total dibuatnya. Sudah sejak lama ada tekanan bahwa sistem operasi Windows dari Microsoft itu terlalu mahal sehingga menimbulkan pertambahan ongkos yang berlebihan bagi bisnis. Sistem operasi gratis seperti Linux kemudian dikembangkan dan dikampanyekan secara gencar. Secara teori penggunaan sistem operasi gratis akan memangkas biaya, tapi kenyataan yang terjadi adalah justru timbul masalah efisiensi. Banyak software hanya kompatibel terhadap Windows tapi tidak kepada Linux. Kemudian masalah kebiasaan pengguna yang perlu membiasakan diri menggunakan Linux yang membutuhkan waktu yang tidak sedikit. Pada akhirnya justru ada biaya tak terduga yang justru lebih besar dari sekedar penghematan yang didapat. Akhirnya ya balik lagi ke
Windows.

Kemudian hal selanjutnya yang merupakan masalah klasik adalah perubahan itu melanggar zona kenyamanan. Mengubah cara pikir, tindakan, lingkungan bukanlah hal yang nyaman untuk dilakukan. Perlu proses penyesuaian. Dan itu perlu waktu. Menanggung rasa tidak nyaman selama waktu yang tak dapat ditentukan itulah yang membuat berubah itu sulit. Dan selama proses itu tadi selalu memunculkan efek tak terduga baik yang diharapkan maupun yang tidak.

Untuk memunculkan keberanian maka dapat dilakukan dengan mempersiapkan tiga hal dari hal yang perlu diubah di atas. Pola pikir merupakan salah satu sumber keberanian. Pola pikir dapat dibentuk dengan informasi memadai. Siap dengan informasi karena informasi yang memadai dapat menjadi peta jalan pemandu perjalanan. Kalau peta jalan sudah diketahui tentu akan timbul keyakinan. Meskipun harus berjalan melewati jalan yang gelap dan berkabut. Dengan informasi yang memadai tentunya kejutan-kejutan yang mungkin timbul selama perjalanan akan siap diantisipasi. Apalagi dengan kemudahan mencari informasi lewat internet informasi yang diperlukan sudah tersedia melimpah. Tinggal bagaimana mengolahnya saja. Tinggal tergantung kepada penafsiran.

Selain pola pikir tindakan menjadi hal selanjutnya yang perlu diperhatikan. Berani berubah yang artinya berani mengambil resiko didapat dari kebiasaan. Jika terbiasa berubah maka untuk berubah akan mudah, jika tidak terbiasa berubah maka berubah itu menjadi hal sulit. Kemudian ada yang namanya lingkungan sebagai faktor lain yang perlu diubah. Lingkungan yang mendukung perlu dicari. Jika tidak ditemukan maka lingkungan tersebut perlu diciptakan.

Meskipun sudah tahu bahwa perubahan itu perlu tetap saja ada individu atau organisasi yang hanya berubah di pola pikir saja. Hanya sebatas konsep. Jika demikian maka pola pikir tanpa tindakan namanya angan-angan. Jika tanpa tindakan tak ada hasil yang diperoleh. Meskipun teori dan konsep yang diketahui demikian canggih. Ini biasanya terjadi justru karena terlalu banyak informasi yang diperoleh sehingga mengakibatkan kebingungan. Kelumpuhan analisis tidak berani bertindak karena bayangan yang muncul dari informasi yang diperoleh begitu mengerikan, menakutkan sehingga malah membuat surut langkah.

Berlawanan dengan kelumpuhan analisis ada yang bertindak tanpa pengetahuan yang memadai sama sekali. Untuk apa repot-repot mengumpulkan informasi kalau hasilnya sama saja demikian pikir mereka. Pokoknya hantam saja. Soal hasil dan resiko itu urusan belakangan. Makanya jangan heran kalau kegagalan juga menunggu. Tindakan tanpa pola pikir ini sama dengan sembrono/ gegabah. Meskipun ada hasil namun tidak maksimal. Karena hanya mengandalkan keberuntungan semata. Lebih mirip dengan judi. Nasib terlalu mahal harganya kalau dijadikan ajang pertaruhan perjudian yang tak jelas. Dengan demikian perlu seimbang antara keduanya. Keberanian bertindak untuk berubah yang diperhitungkan secara masak dengan tindakan berani.

Apabila telah berani bertindak untuk berubah maka bagaimanapun kecilnya selalu ada hasil dari keberanian untuk berubah. Dalam setiap perubahan pasti ada peluang. Ini disebabkan karena perubahan itu sendiri mengakibatkan timbulnya hal-hal baru. Terutama untuk menyongsong peluang dari perubahan. Peluang yang hanya bisa dimanfaatkan apabila telah siap. Dan kesiapan itu kadang memerlukan perubahan.

Apabila telah berubah maka pesaing akan kebingungan untuk mengikuti. Nokia menurunkan harga ponsel cerdasnya seperti E71 dan 5800 Xpress Music untuk menghadapi persaingan melawan Apple i-Phone, RIM Blackberry serta HTC. Sedikit banyak langkah yang diambil Nokia akan membuat pesaingnya berpikir panjang untuk terus meletakkan harga terlalu tinggi. Kemudian karena bermain harga di kelas menengah maka konsumen yang mencari ponsel cerdas canggih dengan harga terjangkau juga akan dapat dipikat. Apalagi di zaman krisis, konsumen akan lebih berpikir untuk membelanjakan uangnya secara bijaksana. Ponsel cerdas bermerek yang berharga terjangkau dari Nokia dapat menjadi ancaman serius bagi ponsel kelas menengah yang tidak mempunyai fitur setangguh Nokia. Dengan demikian prinsip satu langkah di depan pesaing karena berani berubah menjadi penentu kemenangan di era perubahan. Lebih baik berani berubah sebelum dipaksa untuk berubah.

Oleh : Riandi (ryandy2009.blogspot.com)
Penulis adalah guru swasta mengajar di SMA PGRI Piasak, Selimbau,
Kapuas Hulu, Kalimantan Barat,Indonesia

No comments:

Random Post

Memuat...